Beberapa sepatu yang ditampilkan dalam aksi Shoes in Silent di depan Gedung DPR RI, Rabu (25/11)
(Sumber: Twitter.com/Thebodyshopindo)
Jakarta – Rekampuan Sekitar 500 pasang sepatu berjejer di depan Gedung DPR dalam aksi bisu menuntut pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) pada Rabu (25/11). Aksi yang bertajuk Shoes in Silent tersebut dimulai pada pukul 9 pagi dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube The Body Shop Indonesia.
Acara yang bertajuk Shoes in Silent tersebut merupakan kerjasama antara The Body Shop Indonesia, Yayasan Pulih, dan Magdalene.co. Dilansir dari lama resmi The Body Shop Indonesia, aksi ini merupakan simbol permulaan untuk mendorong RUU PKS sebagai dasar legislasi penting yang harus dikeluarkan.
500 pasang sepatu yang berjejer di depan Gedung DPR RI merupakan sumbangan dari konsumen The Body Shop Indonesia. 500 pasang sepatu yang telah dikumpulkan akan digunakan sebagai art installation di Komnas Perempuan dari tanggal 26 November sampai 10 Desember 2020. Setelah acara selesai, seluruh sepatu akan disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan.
Secarik kertas berisi pesan dari penyumbang ditempatkan di antara sepatu yang telah terkumpul. Selain itu, spanduk berisi tuntutan dan harapan juga terpampang di depan Gedung DPR RI.
Wawan Suwandi, perwakilan dari Yayasan Pulih, mengatakan bahwa aksi ini menuntut pemenuhan hak-hak untuk korban kekerasan seksual. Ia juga berharap agar DPR segera mengesahkan RUU PKS.
“Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki persoalan kekerasan seksual yang cukup serius. Belum ada payung hukum bagi korban untuk mendapatkan pemulihan dari negara. Kita tentu berharap DPR RI tidak menunggu lagi korban berjatuhan (sebelum mengesahkan RUU PKS),”
Hal senada juga disampaikan oleh Aryo Widiwardhono, CEO The Body Shop Indonesia. Dengan diiringi isak tangis, ia menyampaikan bahwa 500 pasang sepatu yang terkumpul merupakan simbol dukungan untuk memperjuangkan hak perempuan dalam pengesahan RUU PKS.
Aryo Widiwardhono, CEO The Body Shop Indonesia menyampaikan Orasi dalam aksi Shoes in Silent
(Sumber: Akun Youtube The Body Shop Indonesia)
“Aksi ini mewujudkan suatu ruang yang aman untuk perempuan agar dapat mencegah bertambahnya kasus kekerasan seksual. Kami berharap, pengesahan RUU PKS dapat memfasilitasi perlindungan dan rehabilitasi para korban,” ujar Aryo.
Meskipun sedang dalam masa pandemi, antusiasme dari masyarakat terhadap pengesahan RUU PKS tidak surut. Hal tersebut tercermin dari jumlah sepatu yang terkumpul. Aryo mengatakan bahwa semangat serta antusias dari masyarakat terlihat dari jumlah sepatu yang hadir di depan Gedung DPR RI.
Aksi ini disambut baik oleh warganet dan juga perempuan yang tidak dapat hadir secara langsung. Khofifah (31), seorang buruh industri mengatakan bahwa ia merasa terwakilkan dengan aksi Shoes in Silent. Perempuan yang bekerja di Kawasan Industri Cikarang tersebut berharap agar RUU PKS segera disahkan.
“Tentunya kami (perempuan) merasa terwakilkan dengan adanya aksi ini. Memang agak sulit untuk keluar dan ikut aksi saat masa pandemi seperti ini. Saya juga berharap para anggota dewan dapat mendengar suara rakyatnya dan segera mengesahkannya (RUU PKS),” ujar Khofifah melalui sambungan telepon.
Penulis : Mohamad Rizky Fabian
Editor : Fatika Febrianti
Comments