top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Bangkitnya Industri Fashion di Kala Pandemi


sumber foto : tribunjogja


Pandemi Covid-19 tentunya mempengaruhi berbagai sektor industri, tak terkecuali industri fashion. Baim & Company bahkan memprediksi bahwa bisnis fashion tidak akan bangkit hingga tahun 2022 atau bahkan di tahun 2023.


Industri fashion sendiri banyak ditunjang dengan peragaan busana (fashion show) dan juga perdagangan secara langsung melalui store. Dengan adanya pandemi tentu sektor ini mengalami kelumpuhan yang sangat berat dari sisi keuangan.


Tantangan untuk tetap mempertahankan eksistensi dan keberlangsungan usaha tentu dirasa sangat berat. Segala cara tentu diupayakan untuk tetap bisa membantu menaikkan penjualan produk. Beberapa perusahaan mengubah haluan sementara untuk menutup gerai dan berfokus kepada penjualan secara online. Carline Darjanto, selaku desainer dari perusahaan fashion Cotton Ink mengatakan bahwa kita cukup beruntung karena kita hidup di zaman yang didukung oleh teknologi dan platform yang bermacam-macam, ujarnya dilansir dari Republika.


Walaupun diprediksi akan sulit bangkit, sejumlah perusahaan dan penggiat fashion mencoba untuk mulai berkarya kembali. Memang hasil yang dikeluarkan tak semaksimal dan se-ciamik yang biasa dilakukan ketika pandemi tak menghandang. Namun usaha kecil yang dimulai ini banyak mempengaruhi industri lain disekitarnya untuk perlahan bangkit dari keterpurukan.


Awal September lalu, tepatnya pada tanggal 4 pagelaran Infinix Virtual Culture Fashion Fest digelar di Tebing Breksi, Yogyakarta. Perhelatan ini digelar oleh Infinix yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY. Lia Mustafa, Afif Syakur, Philip Iswardono merupakan tiga desainer yang berkesempatan menjajakan karya busananya dalam fashion show ini.


“Menggerakan kembali ekonomi kreatif ini perlu uji coba, setelah ini akan dilihat respon masyarakat dan mengeveluasi kembali tentang kegiatan fashion show di tempat terbuka,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo dilansir dari Media Indonesia.


Tak kalah dengan perhelatan busana di Jogjakarta, Jakarta juga mengadakan perhelatan tahunannya dengan format online. Pada 26 – 29 November lalu, Jakarta Fashion Week berhasil mengadakan acara online pertamanya yang melibatkan 60 perancang busana. Kegitan ini dilakukan agar pelaku event dan ekonomi kreatif bisa kembali bekerja di tengah pandemik.


“Industri pariwisata dan ekonomi kreatif sangat terdampak akibat pandemi COVID-19, walau bergitu kita tetap dituntuk untuk tetap berkarya dengan memanfaatkan teknologi. Pandemi jangan menjadi batasan dalam memberikan inovasi-inovasi baru khususnya di industri kreatif,” ujar Edy Wardono, Sekertaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada virtual press conference jfw 2021.


Hal ini membuktikan bahwa industri fashion sebenarnya mampu bertahan dan bangkit dari masa keterpurukan yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Hanya saja tinggal bagaimana penggiat seni dan para perancang busana dapat menyesuaikan kondisi dan berfikir kreatif untuk tetap dapat terus berkarya.


Penulis : Malwa Hazwani

Editor : Fatika F

8 views0 comments

コメント


bottom of page