top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Penyakit PCOS Bisa Muncul Pada Usia Remaja, Kenali Gejalanya!


sumber foto : kumparan


Peduli akan kesehatan diri itu sangat penting, tak terkecuali pada kesehatan organ reproduksi. Beragam penyakit seperti kanker serviks dan kista dapat menyerang organ reproduksi perempuan. Tapi tahukah kamu penyakit organ reproduksi yang sering muncul pada usia remaja?


Usia remaja merupakan usia dimana rata-rata perempuan sudah mengalami menstruasi. Masalah seperti telat datang bulan, siklus menstruasi yang panjang dan bahkan menstruasi 2 kali dalam sebulan memang kerap menghampiri di masa pubertas remaja. Itu semua merupakan gejala PCOS (Polycystic ovary syndrome).


Banyak orang masih tak mengenal Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), menurut penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah kondisi anovulasi kronik hiperandrogenik yang kemungkinan besar merupakan gangguan heterogen. Sebuah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia suburnya di mana ovarium atau indung telur akan membesar karena memproduksi kantung-kantung berisi cairan yang menyebabkan sel telur tidak dapat berkembang dengan sempurna.


Gejala PCOS


Menurut Hormone Health Network, penyebab pasti PCOS salah satunya adalah faktor keturunan. Maka ketika anak remaja yang sudah memasuki usia subur, bisa jadi sebelumnya orang tua perempuan pernah mengalaminya juga. Sangat penting untuk mewaspadai gejala-gejala terjadinya PCOS.


Setidaknya ada tujuh gejala dan tanda PCOS pada remaja, pertama adalah siklus menstruasi tidak beraturan. Dengan kata lain, anak bisa menstruasi sebulan dua kali, dua bulan sekali, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali. Kedua pendarahan berat saat menstruasi, lama, atau bahkan sangat sedikit. Ketiga tumbuh bulu-bulu yang tidak diinginkan di wajah, dada, punggung, tangan, lengan, kaki, dan di sekitar puting. Dalam istilah medis, ini disebut hirsutism. Keempat rambut menipis (alopecia). Kelima jerawat dan pori-pori besar. Keenam terjadi penebalan kulit di sekitar leher, ketiak, atau antara payudara. Warnanya juga akan lebih gelap. Kondisi ini disebut juga dengan acanthosis nigricans. Ketujuh bermasalah dengan berat badan.


Pengobatan PCOS


PCOS disebabkan oleh factor genetis, sehingga belum ditemukan penelitian yang membuktikan bahwa PCOS dapat disembuhkan. Namun, penderita PCOS dapat menggunakan metode pengobatan berdasarkan gejalanya.


Menuurut dr. Tjin Willy (30/10/2019) yang dilansir dari alodokter.com, untuk mengatasi gangguan menstruasi pada penderita PCOS, dokter dapat memberikan pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Pilihan obat lainnya adalah pil hormon yang mengandung progesteron saja atau patch (koyo) yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Selanjutnya, hirsutisme dapat dikurangi dengan pil KB kombinasi atau obat spironolactone.


Selain menggunakan obat, penderita PCOS dapat mencukur bulu, mengoleskan krim perontok bulu, melakukan waxing, atau menjalani terapi laser untuk menghilangkan rambut-rambut yang tidak diinginkan. Selain itu, untuk pengobatan jerawat, dokter dapat memberikan pil hormon kombinasi estrogen dan progesteron atau pil spironolactone untuk menghambat hormon androgen yang dapat merangsang timbulnya jerawat. Selain pil hormon, dokter juga dapat memberikan krim antibiotik untuk mengobati jerawat.


Menjaga pola hidup sehat, tidak tidur lebih dari jam 10, mengubah makanan menjadi lebih sehat, dan rajin memeriksakan kesehatan organ reproduksi secara teratur dapat mengurangi tingkat keparahan dari penderita PCOS.


Penulis : Annisa Aulia

Editor : Fatika Febrianti

6 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


bottom of page