Perempuan di Balik Misi China Ke Bulan
- Redaksi Rekampuan
- Dec 21, 2020
- 2 min read

Sumber foto : liputan6.com
Disaat banyak orang haus akan ketenaran, beda halnya dengan sosok perempuan dibalik misi China ke bulan yang menjadi trending topic di Weibo (aplikasi media sosial mirip Twitter), sejak media pemerintah China menyoroti dia sebagai salah satu perempuan yang terlibat dalam keberhasilan peluncuran wahana satelit Chang'e-5 pada 23 November. Menurut situs berita Duocai Guizhou Net, sosok tersebut berulang kali menolak permintaan wawancara karena takut akan ketenaran yang ia alami menghalangi pekerjaannya.
Sosok itu adalah Zhou Chengyu, perempuan berusia 24 tahun menjadi viral di media sosial di China atas prestasinya dalam program eksplorasi yang dinamakan Bulan Chang'e-5. Zhou bertanggung jawab atas sistem konektor roket - tugas yang memiliki peran penting dalam program eksplorasi.
Meski ia menjadi anggota tim yang usianya paling muda, Zhou dikenal sebagai 'kakak perempuan' yang diharapkan bisa menjadi panutan bagi anak muda China, seperti dikutip detikINET dari BBC, Jumat (11/12/2020).
"Semua orang penasaran Zhou karena dia adalah wanita yang sangat muda," kata Wan Chaoran, seorang kandidat doktor di bidang teknik kimia di Universitas Pertambangan dan Teknologi China, yang dilansir dalam tribunnews.com.
Selain Zhou, misi Chang'e 5 juga didukung oleh dua ilmuwan perempuan lainnya yaitu Cui Yihan, yang mengelola software peluncuran roket, dan Sun Zhenlian, direktur sistem pendukung peluncuran roket. Cui baru saja lulus dari University of Science and Technology of China di provinsi timur Anhui. Sedangkan Sun merupakan veteran dalam pengembangan sistem roket Long March yang pernah viral pada tahun 2019 karena tertangkap kamera menangis bahagia setelah roket Long March 3 berhasil meluncur.
Apa itu Chang'e-5 ?
Chang'e 5 merupakan misi ketiga dari China yang berhasil mendarat di Bulan. Jika misi ini berhasil, China akan menjadi negara ketiga yang bisa membawa sampel bebatuan bulan ke bumi, dan negara pertama yang berhasil melakukannya dalam 40 tahun terakhir.
Tujuan dari misi Chang'e-5 - yang namanya diambil dari nama seorang dewi bulan China - adalah mengumpulkan bebatuan dan tanah bulan untuk membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang formasi bulan. Lalu tujuan akhirnya adalah untuk mengirim astronot dan membangun stasiun luar angkasa di bulan pada 2030.
Pesawat ruang angkasa Chang'e 5 adalah fase kelima dari Program Eksplorasi Bulan China, yang dimulai pada Maret 2004. Jika berhasil, misi itu akan menjadi yang pertama dalam lebih dari 40 tahun yang membawa sampel bulan kembali ke Bumi, serta, akan menjadikan China negara ketiga yang melakukan hal itu, menyusul Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Misi tersebut adalah bagian dari upaya Beijing untuk menjadi negara adidaya luar angkasa, dengan media China menjuluki "impian luar angkasa" - sebagaimana Presiden Xi Jinping menyebutnya - sebagai satu langkah dalam jalan menuju "peremajaan nasional".
Penulis : Annisa Aulia
Editor : Fatika Febrianti
Commentaires