top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Quarter Crisis Life, Masa Peralihan Menuju Dewasa



Fase hidup manusia tentunya selalu berubah, ada saatnya manusia berada di suatu kondisi dimana perasaan cemas, bingung, tidak bahagia, ketakutan, frustasi datang dengan sendirinya. Pada saat keadaan seperti itu sering bermunculan, ini adalah tanda berada di dalam quarter life crisis.


Quarter Life Crisis (QLC) adalah keadaan dimana orang merasa kehilangan motivasi hidup, merasa tidak mempunyai makna hidup dan tidak mempunai kepercayaan diri. Hal ini biasanya terjadi di usia 20 tahun ke atas ketika beralih dari fase remaja menuju dewasa.


Banyak tanda-tanda yang dapat dirasakan ketika sedang mengalami QLC. Beberapa diantaranya adalah sering mempertanyakan kenapa diri harus dilahirkan dan terus menerus memikirkan tujuan hidup, mulai membandingkan diri dengan orang lain sehingga muncul kecemasan, tidak bahagia dengan semua pencapaian dan sering kali merasa terguncang.


Survei sederhana dilakukan oleh penulis (5/12) untuk melihat bagaimana para millenials yang berusia 20 tahun ke atas ketika mengetahui bahwa dirinya berada di dalam QLC. Shafira Amalia, mahasiswi kedokteran hewan UGM mengungkapkan bahwa dirinya merasakan ketakutan dengan masa depan yang masih terasa tidak jelas dan ketakutan dalam mengambil keputusan yang memicu kegagalan. Sama halnya dengan yang di rasakan oleh Nadila Putri, mahasiswi Ilmu Komunikasi UII, dirinya merasa tertinggal dengan orang di sekitarnya, sehingga masa depan seakan tidak jelas.


Dilansir dari tirto.id, menurut peneliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson ada empat fase yang akan dirasakan ketika sedang merasakan QLC. Pertama, manusia akan merasa terjebak dalam suatu kondisi baik pekerjaan, relasi atau yang lainnya. Fase kedua, mempunyai pikiran bahwa perubahan mungkin saja terjadi. Setelah itu manusia akan mulai membangun kembali kehidupan yang dan baru. Fase terakhir adalah mempunyai komitmen baru yang berkaitan dengan keterkaitan, aspirasi, dan nilai-nilai yang

dipegang seseorang. Ketika seseorang sedang berada dalam keadaan ini, bukan berarti orang tersebut berada dalam kegilaan.


“Semua orang dan anak muda ada potensi untuk mengalami situasi ini. Karena itu tahapan yang normal bukan hal yang aneh atau bahkan semacam gangguan secara mental,” ujar pakar psikologi Universitas Negeri Malang, Mochammad Sa’id dalam wawancaranya bersama satu kanal.com.


Krisis yang dilalui ini adalah suatu hal yang wajar, lewatilah fase ini dengan mulai menjadi manusia yang produktif dan positif. Jangan menarik diri dari lingkungan, bagikan keresahan dengan orang disekitar. Setelah fase ini terlewati, manusia akan lebih mengenali dirinya sendiri dan mempunyai motivasi untuk hidup lebih besar lagi.


Penulis : Malwa Hazwani

Editor : Fatika Febrianti

5 views0 comments

Comments


bottom of page