Sumber foto : Popmama
Seringkali masyarakat memandang perempuan yang merokok sebagai perempuan yang tidak benar. Rokok yang diidentikkan dengan laki-laki dianggap tidak pantas untuk dikonsumsi oleh perempuan. Pemikiran ini muncul akibat adanya konstruksi sosial bahwa perempuan diharapkan sebagai sosok yang feminim. Lantas, apakah merokok hanya boleh dilakukan oleh laki-laki saja?
Jika kita kembali ke masa lalu, aktivitas merokok justru diidentikkan dengan perempuan. Pada tahun 1980-an, banyak iklan rokok yang sering menggunakan perempuan sebagai modelnya. Salah satu yang terkenal yaitu Lia Waroka, aktris yang namanya mulai dikenal akibat pernah membintangi iklan Rokok Surya 12 pada waktu itu. Kala itu, perempuan digambarkan sangat maskulin. Bahkan, Lia Waroka berpose macho dengan menyelipkan sebatang rokok di jarinya.
Sumber foto : Eye candy photograph
Lambat laun citra perempuan semakin bergeser bukan menjadi bintang utama dalam iklan rokok dan menjadi pemeran pendukung. Laki-laki menjadi pemeran yang ditonjolkan. Akibatnya masyarakat luas mulai meyakini kalau rokok hanya boleh dikonsumsi oleh laki-laki saja. Bahkan juga memunculkan konstruksi baru bahwa merokok identik dengan maskulinitas seorang laki-laki.
Kini, tren perokok perempuan sudah mulai muncul kembali. Banyak perempuan yang mematahkan konstruksi dari masyarakat dan menjadikan rokok sebagai konsumsi biasa.
"Aku ngerokok karena bosen aja sih, dan aku juga bukan perokok berat. Jadi ngerokok kalau lagi pengen aja. Ada rokok ya ngerokok, kalau gaada yaudah," ujar Venska (19), salah satu mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Yogyakarta saat kami hubungi pada Sabtu (19/12) lalu.
Dilansir dari Republika (18/6/19), Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Siswanto memaparkan adanya sedikit peningkatan pada jumlah perokok perempuan. Walaupun perokok laki-laki masih banyak, akan tetapi pada perempuan mengalami peningkatan.
Siswanto pun mengamati dan menduga penyebab atas fenomena tersebut. Menurutnya, laki-laki merokok disebabkan karena kemiskinan. Artinya, karena tak ada kegiatan mereka merokok.
“Tapi kalau perempuan kayanya kok enggak, lebih kepada lifestyle. Artinya gaya hidup dan kebanyakan perokok perempuan itu yang kelas menengah ke atas,” ungkapnya.
Aktivitas merokok memang tidak memandang gender. Baik laki-laki maupun perempuan boleh-boleh saja merokok. Akan tetapi, sebagai perokok alangkah lebih bijak dalam mengkonsumsi rokok mengingat bahaya yang dikandungnya.
Penulis : Fatika Febrianti
Editor : Annisya Asri
Comments