top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Women Supporting Women dan Fenomena Saling Menjatuhkan


Sumber Foto : https://whisc.org.uk/


Women supporting women atau dukungan sesama perempuan merupakan cara bagi kaum perempuan untuk mendukung satu sama lain serta mensyukuri diri yang telah terlahir sebagai perempuan. Selain itu, perempuan juga merayakan atas pencapaian diri mereka, mensyukuri dan mendukung perempuan lain yang sedang membutuhkan.


Kini juga mulai banyak ditemui berbagai kalangan aktivis atau organisasi mengenai perempuan yang seringkali menyuarakan hak-hak perempuan dalam aksi demo maupun dalam membela perempuan yang menjadi korban dari pelecehan seksual.


Realita Saling Menjatuhkan


Namun, realitanya berbanding terbalik dengan makna dari women supporting women. Sebagian perempuan merasa bahwa makna women supporting hanya sebuah kata dan seringkali dijatuhkan oleh perempuan lainnya.


Dari sudut pandang psikologi evolusi yang dipopulerkan oleh David Buss, ada istilah yang dinamakan sebagai kompetisi intraseksual, yaitu kompetisi di antara sesama kelompok; laki-laki maupun perempuan.


"Dalam kelompok laki-laki, status sosial dan kemampuan fisik yang menjadi bahan kompetisi umum. Sedangkan pada perempuan, awet muda dan daya tarik fisiklah yang menjadi bahan kompetisinya. Jadi, sebenarnya fenomena ini bukan hanya terjadi di antara perempuan saja" ungkap Alvieni Angelica, M.Psi., Psikolog Klinis, dilansir dari Kumparan.


Bunga (19) seorang Mahasiswi Universitas Swasta di Yogyakarta salah satunya, remaja ini berbagi pengalamannya ketika ia menjalankan studi di bangku sekolah. Ia dikucilkan oleh sekelompok teman perempuannya hanya karena provokasi dari salah satu temannya. Cemoohan seringkali ia dapatkan layaknya makanan sehari-hari. Menurutnya, ia sama sekali tidak memiliki kesalahan dengan teman-temannya hingga ia mencoba untuk meminta maaf dengan salah satu temannya yang menyebarkan informasi tersebut pada teman sekelasnya.


“Wajar saja jika aku meminta maaf padanya, saat itu terbilang masih bocah dan aku pun bingung ketika sekelas memusuhiku hanya karena provokasi dari salah satu temanku”, ujarnya melalui Whatsapp pada Sabtu (21/11).


Ia juga menuturkan bahwa selama ia berteman dengan sesama perempuan, hal ini sering terjadi karena pada dasarnya mayoritas perempuan senang akan berkelompok sehingga dalam kelompok tersebut, salah satu perempuan saling mempengaruhi teman perempuan lainnya.


Pengalaman yang sama juga dialami oleh Nindy (19), remaja yang seringkali dijuluki anak tongkrongan ini mengatakan bahwa kedua teman perempuannya saling menyindir melalui media sosial, dengan menyebutkan agama yang mempengaruhi kepribadiannya sehingga cenderung cuek dan bebas. Mengingat agama yang mereka anut berbeda dan latar belakang kepribadian yangberbeda hingga berbelit pada pertengkaran.


Nindy mengaku bingung dengan kedua temannya. Awalnya ia menjadi penengah diantara mereka hingga akhirnya ia mundur dengan kedua temannya ini karena pertengkaran yang terjadi semakin memanas diantara mereka.


Kaum perempuan kerap kali disebut sebagai makhluk penuh drama. Ketika mereka memiliki sebuah masalah, mereka tak segan-segan untuk melibatkan permasalahannya dengan orang lain. Hal ini yang sering menimbulkan kasus bahwa sesama perempuan saling menjatuhkan.


Kurangnya saling menghargai dan ego yang besar dalam mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan menjadi latar belakang dari kaum perempuan untuk saling menjatuhkan. Maka dari itu dibutuhkan persaingan sehat dan kebudayaan saling mendukung sesama perempuan, dimulai dari diri sendiri untuk menghargai kelebihan yang mereka punya tanpa harus membandingkan dengan orang lain.


Penulis : Annisya Asri

Editor : Hammam Izzuddin


44 views0 comments

Comments


bottom of page