top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

3 Sosok Ini Buktikan Perempuan Berkulit Hitam Membuat Gebrakan Besar


Lizzo (Sumber foto : texasmonthly.com)


Kurangnya representasi perempuan kulit hitam masih menjadi masalah pada tahun 2020. Situasi pandemi Covid-19 semakin memperparah kondisi kesehatan ekonomi, politik, dan sosial perempuan kulit hitam di berbagai belahan dunia. Meski demikian, beberapa perempuan kulit hitam berhasil memberi gebrakan di tahun 2020.


Lizzo dan Nominasi Grammy Awards


Salah satunya adalah Melissa Vivianne Jefferson atau yang lebih akrab disapa Lizzo. Penyanyi, rapper, sekaligus penulis lagu asal Amerika Serikat ini menjadi artis dengan nominasi Grammy Awards paling banyak di tahun 2020. Perempuan kelahiran Detroit, Michigan tersebut meraih 8 nominasi dan memenangkan 3 Grammys untuk kategori Best Traditional R&B Performance, Best Urban Contemporary Album, dan Best Solo Pop Performance.


Karir Lizzo melejit setelah ia memproduksi album ketiganya yang berjudul “Cuz I Love You”. Lewat lagu andalan seperti Juice, Truth Hurts, Cuz I Love you, dan Boys, Lizzo berhasil menempati peringkat ke 25 dalam Billboard Charts untuk artis. Selain itu, album Cuz I Love You juga menempati peringkat 4 di Amerika Serikat dan menjadi album rap dengan penjualan terbanyak sejak 2019 lalu.



Di samping pencapaiannya di bidang musik, Lizzo juga kerap menyuarakan gerakan Body Positivity. Gerakan tersebut merupakan penanaman mindset terhadap individu untuk merasa nyaman dan menerima bentuk tubuh yang ia miliki. Gerakan tersebut juga mendobrak stigma bahwa perempuan harus memiliki tubuh yang langsing dan kulit yang mulus.


“Saya rasa merupakan suatu kemalasan bagi saya untuk mengatakan bahwa saya memiliki tubuh yang positif pada saat ini. ​​Saya ingin menjadi tubuh normatif. Saya ingin menormalkan bentuk tubuh yang saya miliki,” tutur Lizzo dalam wawancara dengan Vogue.com.


Janet Mock yang Perjuangkan Hak LGBTQ





Selain Lizzo, perempuan kulit hitam lain yang berhasil memberi gebrakan di tahun 2020 adalah penulis sekaligus aktivis transgender, Janet Mock. Janet yang lahir di Honolulu, Hawai akan dianugerahi Glaad Media Awards 2020.


Janet Mock adalah seorang penulis, sutradara, dan produser serial nominasi Golden Globe, "Pose", yang memberikan budaya budaya ballroom 1980-an serta pengaruhnya terhadap media, mode, dan seni, sambil membanggakan pemeran aktor LGBTQ terbesar yang pernah ada. Kontribusi terhadap kaum LGBTQ yang masih dianggap marjinal membuatnya layak untuk mendapatkan Glaad Media Awards 2020.


Glaad Media Awards merupakan sebuah penghargaan yang diberikan oleh Gay & Lesbian Alliance Against Defamation, untuk menghormati jasa anggota komunitas gay, lesbian, dan transgender. Penghargaan tersebut juga menghargai pengabdian dalam cabang media dan seni rupa lainnya, yang meliputi teater, musik, jurnalisme, dan periklanan.


Dalam bukunya, "Redefining Realness," ia mengatakan dirinya percaya bahwa menceritakan kisah LGBTQ, kepada diri sendiri, satu sama lain dan, dunia, adalah tindakan yang revolusioner. Ia juga mengatakan bahwa hal tersebut dapat merubah pola pikir masyarakat terhadap komunitas LGBTQ.


“Ini adalah tindakan yang dapat dihadapi dengan permusuhan, pengucilan, dan kekerasan. Itu juga bisa mengarah pada cinta, pengertian, transendensi, dan komunitas," ujar Janet Mock dilansir dari insider.com.


Mei Osok Perjuangkan Literasi Anak Suku Moi





Di Indonesia, Mei Osok menjadi salah satu perempuan kulit hitam yang memiliki dampak yang besar bagi masyarakat. Perempuan kelahiran Sorong, Papua tersebut merupakan penggerak literasi di kalangan anak-anak asli Papua di Kota Sorong.


Mei mendapat inspirasi dari ibunya yang membangun gubuk sederhana untuk tempat berkumpul masyarakat. Gubuk tersebut dijadikan tempat untuk berlindung serta makan bagi masyarakat Suku Moi.


“Mama berpesan, kami harus menjadi berkat bagi orang lain, karena hidup yang memberkati itu adalah hidup yang diinginkan oleh Tuhan Yesus,” ucap Mei dilansir dari kabarpapua.co.

Meski Mei mengenyam pendidikan di Jerman, ia tak lupa dengan kampung halamannya di Sorong. Sepulang dari Jerman, ia mendirikan rumah baca dengan nama “Keik Tsinagi” yang memiliki arti Rumah Berkat.


Bersama dengan pemuda-pemudi lainnya di Sorong, ia mengkampanyekan peningkatan minat baca bagi anak-anak asli papua. Ia pun mendirikan Forum Literasi Sorong Raya untuk mencapai tujuannya tersebut. Selain literasi, forum tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Papua.


Forum yang ia dirikan selalu mengadakan event serta pelatihan untuk meningkatkan partisipasi pemuda lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi generasi penerus di Papua. Diskusi bulanan yang dilakukan juga kerap mengundang pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah agar kegiatan tersebut dapat berjalan maksimal.


Representasi perempuan kulit hitam memang dibutuhkan agar generasi penerus memiliki tokoh yang bisa dijadikan panutan. Dengan segala keterbatasannya, ketiga perempuan tadi berhasil memberi gebrakan di tahun 2020. Tentun kita berharap gebrakan dari perempuan khususnya kulit hitam dapat berjalan lebih masif pada tahun depan.


Penulis : Rizky Fabian

Editor : Hammam

10 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


bottom of page