top of page

5 Cara Menangani Korban Pelecehan Seksual

  • Writer: Redaksi Rekampuan
    Redaksi Rekampuan
  • Dec 4, 2020
  • 2 min read

Sumber foto : Femina.co


Angka kasus pelecehan seksual kian hari semakin meningkat. Dikutip dari Merdeka.com, Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat jumlah kekerasan seksual selama 2019 mencapai 4.898 kasus.


Ada 15 bentuk kekerasan seksual. Dikutip dari laman resmi Komnas Perempuan, pelecehan seksual termasuk satu didalamnya. Sebanyak 14 di antaranya adalah perkosaan, intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan, eksploitasi seksual, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, prostitusi paksa, perbudakan seksual, pemaksaan perkawinan--termasuk cerai gantung, pemaksaan kehamilan, pemaksaan praktik aborsi, pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi, penyiksaan seksual, penghukuman tidak manusiawi berbau seksual, praktik tradisi bernuansa seksual atau membahayakan atau mendiskriminasi perempuan dan, kontrol seksual--termasuk melalui aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama.



Mayoritas korban kekerasan seksual mengungkapkan penyerangan atau pelecehan kepada teman terdekatnya. Namun sayangnya banyak dari kita yang lebih memilih diam daripada membantu untuk menangani mental korban.


Berikut Rekampuan punya tips buat kamu untuk membantu orang terdekatmu yang menjadi salah satu korban pelecehan seksual.


Dengarkan dan beri dukungan


Butuh keberanian bagi seorang korban dalam menceritakan kekerasan seksual yang dialaminya kepada teman atau orang terdekatnya. Rasa canggung memang kerap menghampiri ketika seorang teman menceritakan diri mereka sebagai korban kekerasan seksual.


Dukungan dan perhatian yang mereka butuhkan dari kita. Buatlah mereka nyaman untuk berbicara padamu. Dengarkanlah sampai ia selesai berbicara, jangan membuat kesimpulan terlalu cepat.


Kembangkan rasa empati


Saat bertemu dengan korban kekerasan seksual, kamu perlu mengembangkan rasa empatimu. Seolah kamu juga berada dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan lawan bicaramu tersebut. Dengan berempati, kita dapat membantu korban kekerasan seksual dalam berpikir jernih pada tragedi yang dialaminya.


Tidak menghakimi


Menghakimi cenderung melihat sisi negatif serta keburukan korban kekerasan seksual. “You never really understand a person until you consider things from his point of view.” Ungkap Nelle Harper Lee, seorang penulis Amerika yang mendapatkan penghargaan Presidential Medal of Freedom 2007.


Bersikap netral dan tidak menghakimi berlaku untuk pelaku kekerasan seksual dan korban kekerasan seksual. Pilihlah bahasa yang tidak memiliki kecenderungan keberpihakan.


Berikan rasa kepercayaan


Biasanya korban kekerasan seksual cenderung tidak memberi tahu siapapun karena takut jika orang yang mendengarkannya tidak percaya. Jadi apabila seseorang memberitahumu tentang apa yang terjadi padanya, percayalah dan beri rasa aman kepadanya.


Jangan beri tahu orang lain apa yang diceritakan korban pelecehan seksual kepadamu. Biarkan mereka memutuskan siapa yang akan diberi tahu.


Hindari pertanyaan “mengapa”


Pertanyaan kenapa atau mengapa yang kamu berikan kepada korban kekerasan seksual dapat membuatnya tidak nyaman. Hal itu dikarenakan pertanyaan tersebut seolah menginterogasi korban terhadap tragedi yang dialami.


Itu dia tips yang bisa kamu terapkan dalam membantu teman atau orang disekitarmu yang mengalami kekerasan seksual. Hal-hal seperti itu justru dapat mempengaruhi proses penyembuhan mereka. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan tutur kata maupun perilaku ketika berhadapan dengan korban kekerasan seksual.


Penulis : Annisa Aulia

Editor : Annisya Asri

Comments


Susunan Redaksi

Pemimpin Umum

Malwa Hazwani

hammam bw.png
icak bw.png

Pemimpin Redaksi

Editor

Editor

Fatika Febrianti

Hammam Izzudin

Annisya Asri

fabian bw.png

Reporter

Rizky Fabian

annisa.png

Reporter

giga bw.png

Kreatif

dandi bw.png

Kreatif

Annisa Aulia

Giga Baskoro

Rizki Ardandhitya

  • Instagram
bottom of page