Sumber foto : Pexels
Seri liputan khusus kilas 2020 : Beban Ganda Perempuan di Masa Pandemi
Masa-masa perkuliahan awal seharusnya terasa menyenangkan, tetapi karena dampak Covid-19 pembelajaran harus dialihkan ke rumah. Mempunyai peran sebagai seorang mahasiswi dan seorang kakak bagi ketiga adiknya, membuat Shafa Anindha Nabila harus bekerja ekstra untuk mengimbangi kegiatannya sebagai pelajar dan juga seorang anak.
Shafa sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, dalam perjalanan masa kuliah tentu serba-serbi organisasi ia ikuti. Pada awalnya, ia tak menyangka bahwa semua kegiatan harus berpusat di rumah, sedangkan sebagai seorang kakak yang mempunyai adik balita membuatnya harus ikut serta membantu kedua orang tua untuk setidaknya membantu menjaga.
“Sekarang pandemi gini kegiatan di kuliah aku ikut dua organisasi di kampus, ikut kepanitiaan kampus ditambah ikut mapala juga. Karena ibu juga ada jualan gitu aku ikut bantuin dirumah untuk buat pesenan sambil jaga adikku yang paling kecil yang masih balita,” ujar wanita berusia 20 tahun itu.
Dahulu sebelum adanya pandemi kegiatan seperti pergi kesana-kemari, menghadiri rapat, nongkrong bareng anak-anak komunitas adalah kegiatan yang tak lepas darinya. Namun sekarang dengan adanya pandemi tentu kegiatannya berupah. Rapat online, tugas dan praktikum yang terus menumpuk ditambah lagi kegiatan rumah yang harus diselesaikan.
Masa perubahan ini awalnya dirasa sulit awalnya, apalagi untuk berkoordinasi dan berdiskusi dengan kedua orang tuanya agar lebih memahami bagaimana sibuk dan padatnya jadwal yang ia miliki. Untuk beradaptasi dengan keadaan ini memakan waktu yang cukup lama, apalagi untuk tetap menyeimbangi antara kuliah dan membantu orang tua.
“Kegiatan di rumah gini kadang bikin salah paham juga sama orang tua, karena ya dengan di rumah aja mereka mikirnya kita gak lagi sibuk karena keliatannya kan sama aja gitu di rumah aja. Dikirain nanti gak membantu padahal lagi rapat atau lagi ngerjain tugas,” tuturnya.
Untuk menyiasatinya ia dan orang tua melakukan diskusi lebih jauh lagi untuk sama-sama saling memahami. Sang Ibu lebih meminta kesadaran untuk membagi waktu antara kuliah dan juga membantu pekerjaan di rumah dan Shafa harus lebih terbuka tentang jadwal yang dimiliki. “Sebenarnya awal itu di diemin doang gitu tetapi secara ga langsung orang tua meminta kesadaran dari diri aku sendiri karena kan juga udah dewasa,” ujar mahasiswi jurusan teknik pertanian tersebut.
Kendala seperti ini banyak dirasakan oleh banyak mahasiswa. Harus berperan ganda sekaligus kadang menjadi tambahan beban tersendiri. Tanggungan yang makin banyak dan tanggung jawab yang makin besar memunculkan tekanan baru pada diri.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Salma (19). Sebagai perempuan, ia diberi kewajiban oleh orang tuanya untuk membantu mengurusi kebutuhan rumah tangga, seperti menyapu, mengepel, hingga berbelanja. Hal ini rutin ia lakukan setiap hari sebelum kuliah online dimulai. Terkadang, ia harus menjalankan kedua kewajiban tersebut secara bersamaan.
“Aku kuliah online paling pagi jam 9 kan, dan saat itu aku masih belum selesai masak. Jadi ya aku masak sambil kuliah online, tapi off camera,” ujar salah satu Mahasiswi UNPI Cianjur ini.
Kegiatannya tidak berhenti disitu saja. Kesibukannya selalu ia lakukan dari pagi hingga malam hari. Ketika kelas online selesai, ia langsung menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya.
Sedangkan saat malam, ia harus mengikuti rapat online organisasi BEM yang ia ikuti.
“Pernah aku ketiduran sampai jam 8 pagi gara-gara malemnya begadang, terus yang paling marah Bunda. Katanya aku kurang manajemen waktu dan setelah itu aku jadi takut kalau ga bantuin Bunda mengerjakan pekerjaan rumah,” kata Salma.
Sebelumnya, Salma juga mengikuti organisasi eksternal kampusnya yang bernama Cianjur Grand University Day. Organisasi tersebut merupakan organisasi dengan kumpulan mahasiswa di seluruh Indonesia yang asli Cianjur. Karena sudah banyaknya kegiatan yang ia lakukan saat ini, Salma pun merelakan untuk tidak mengikuti lagi kegiatan tersebut Hingga akhirnya ia tidak lagi merasa keteteran dengan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa sekaligus anak perempuan.
Beban yang ia tanggung lebih banyak di masa pandemic saat ini, seperti kuliah online, tugas perkuliahan, pekerjaan rumah, hingga kegiatan organisasi BEM nya membuat ia harus multitasking dalam mengerjakannya. Ia pun mengaku lelah dengan banyaknya kegiatan tersebut.
“Capek sih pasti kak, tapi mau gimana lagi. Ga ada solusi lain dan mau nolak juga mana bisa. Tapi yaudah jalanin aja, pasti lama-lama juga terbiasa kok,” ungkap Salma.
Masa pandemic covid-19 memang dirasa berat oleh beberapa orang, apalagi adanya beban lain yang harus dikerjakan di masa ini. Kita dituntut untuk bisa mengerjakan hal tersebut secara bersamaan. Tak jarang, perasaan lelah pasti selalu menghinggapi dan jika tidak ditangani lebih lanjut, bisa mengganggu kesehatan mental. Memang segala kewajiban harus dikerjakan oleh setiap orang, akan tetapi kita juga harus melihat kapasitas kemampuan diri agar kita mampu melaksanakan kewajiban dan beban-beban yang ada di kala pandemi ini.
Penulis : Malwa Hazwani, Fatika Febrianti
コメント