sumber foto : https://www.instagram.com/_ianhugen_/
Sejak dalam kandungan, Tuhan telah memberikan kita jenis kelamin, entah itu menjadi laki-laki ataupun menjadi perempuan. Setidaknya hal tersebut dapat dipastikan ketika seseorang terlahir ke dunia. Namun ketika tumbuh dewasa, apakah seseorang tersebut akan nyaman menjadi laki-laki atau perempuan pada umumnya?
Dalam proses tumbuh menjadi dewasa, manusia melalui proses dari anak-anak, remaja, sampai akhirnya dikategorikan sebagai orang dewasa. Melalui proses tersebut tentu kita akan mengalami masa pencarian jati diri. Masa pencarian jati diri biasanya terjadi ketika masa remaja sampai dewasa. Disini kepribadian kita akan akan membentuk identitas. Tak jarang ditengah masa pencarian jati diri tersebut ada anak yang terlahir sebagai laki-laki memutuskan untuk berganti gender menjadi perempuan ataupun sebaliknya. Bahkan ada yang kemudian tidak mengkategorikan dirinya sebagai seorang laki-laki maupun perempuan, orang tersebut disebut sebagai queer.
Beberapa dari kita tentu mengenal Ian Hugen, seorang konten kreator dan seniman yang mendefinisikan dirinya sebagai seorang queer. Dalam kanal youtube menjadi manusia yang diunggah pada (30/03/19) Ian menjelaskan bahwa menurutnya, gender merupakan konsep yang dibentuk oleh masyarakat dan menjadi laki-laki ataupun perempuan lebih dari sekedar mengkategorikan jenis kelamin.
Dewasa ini istilah-istilah identitas gender, ekspresi gender, dan orientasi seksual sering berseliweran di beranda sosial media maupun dalam bahasan sehari-hari. Lalu sebenarnya apa perbedaan dari istilah-istilah tersebut?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, identitas gender merupakan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dalam konteks gender. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) transgender adalah orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir, atau juga terkadang disebut sebagai transeksual jika ia menghendaki bantuan medis untuk transisi dari satu seks ke seks lainnya. Sedangkan orang yang mengidentifikasikan dirinya sama dengan seks yang ditunjuk saat lahir disebut cisgender.
Contohnya seorang perempuan yang dari lahiriah sampai ia dewasa tetap mengakategorikan dirinya sebagai perempuan adalah seorang cisgender. Sedangkan laki-laki yang pada saat lahir dikategorikan sebagai perempuan merupakan transgender.
Jika identitas gender merupakan bagaimana seseorang mengidentifikasikan dirinya ke dalam konteks gender, maka ekspresi gender merupakan bagaimana seseorang mengekspresikan dirinya dalam laku kehidupan. Hal ini dapat dilakukan melalui cara berpakaian, gaya rambut, ketertarikan terhadap sesuatu, dan lain sebagainya.
Dalam ekspresi gender inilah kita mengenal istilah feminim dan maskulin. Seorang perempuan tetap dapat dikategorikan sebagai perempuan secara indentitas gender walaupun dia berpakaian secara maskulin dan berambut pendek, begitupun sebaliknya.
Lalu apa yang dimaksud dengan orientasi seksual? Orientasi seksual secara singkat dapat diartikan sebagai ketertarikan seksual. Setiap orang dapat mengekspresikan orientasi seksualnya terlepas dari apa identitas gendernya. Ada banyak istilah dalam orientasi seksual, seperti lesbian, gay, biseksual, straight, heteroseksual, panseksual, queer, dan masih banyak lagi.
Queer pada awalnya merupakan kata ekspresi yang menunjukan umpatan. Namun belakangan ini kata queer digunakan untuk membuat ruang dalam pergerakan Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, dan Queer (LGBTQ) yang termarginalkan. Sebenarnya kata queer masih abstrak dan belum terlalu jelas definisinya. Tetapi berkat hal itulah queer menjadi istilah yang tepat bagi mereka yang merasa berbeda dengan orang kebanyakan.
Penulis : Giga Baskoro
Editor : Fatika Febrianti
Comments