top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Perempuan Lebih Rentan Alami Stres Kala Pandemi Covid-19




Sumber Foto : unsplash.com


Genap sudah 8 bulan lamanya masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan virus corona. Hal ini membuat masyarakat terpaksa untuk berdiam diri di rumah untuk memutus rantai penularan virus berbahaya yang berasal dari negeri tirai bambu ini.

Bahkan jumlah pasien positif Covid-19 terus meningkat setiap harinya, terhitung Senin (23/11) total kasus yang terpapar virus ini mencapai 497.668 orang.

Tak hanya itu, kasus kematian akibat Covid-19 juga terus melonjak hingga 15.884 jiwa. Melihat kondisi tersebut, sebagian masyarakat Indonesia mengaku stres ketika melihat kabar harian mengenai Covid-19. Selain itu, seringnya untuk tinggal di rumah membuat masyarakat merasa bosan sehingga lebih rentan secara emosional dalam diri seseorang.

Di sisi lain, sebuah studi melaporkan bahwa kaum perempuan rentan terkena stres selama pandemi corona. Walaupun perempuan terbilang lebih mampu mengendalikan stres dibandingkan laki-laki yang ditandai dengan tingginya hormon esterogen dalam tubuh.

“Hormon esterogen dapat memblokir efek negatif stress di otak,” ujar Ronny Tri Wirasto selaku Pakar Kejiwaan Universitas Gadjah Mada (UGM) dilansir dari Antara.

Menurut Ronny, perempuan menjadi lebih rentan secara emosional dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya seperti beban ganda, kehilangan mata pencaharian di tengah pandemi, banyaknya kasus kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam rumah tangga.


Dalam survei yang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) yang bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, dan Indosat Ooredoo.

Dikutip pada siaran pers Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Jumat (23/10) di Jakarta, hasil survei menunjukkan bahwa Pandemi Covid-19 telah memperkeruh kondisi ekonomi dan ketidaksetaraan gender serta mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s).


Hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa tak sedikit perempuan Indonesia yang bergantung dari usaha keluarga, sejumlah 82 persen diantaranya mengalami penurunan sumber pendapatan. Meskipun 80 persen laki-laki juga mengalami penurunan, tetapi mereka mendapatkan keuntungan lebih banyak dari sumber pendapatan.


Selain itu sejak pandemi terjadi, sebanyak 36 persen perempuan pekerja informal harus mengurangi waktu kerja berbayar mereka dibandingkan laki-laki, terhitung hanya 30 persen dari kaum laki-laki yang mengalami hal tersebut.


Pandemi Covid-19 Mempengaruhi Kesehatan Mental dan Emosional Perempuan


Pembatasan sosial (social distancing) telah membuat 69 persen perempuan dan 61 persen laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Angka tersebut menunjukkan perempuan memikul beban terberat, mengingat sebanyak 61 persen perempuan juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengasuh dan mendampingi anak dalam sekolah daring dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 48 persen.


Sebanyak 57 persen perempuan mengalami peningkatan stres dan kecemasan akibat bertambahnya beban pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan pada anak, kehilangan pekerjaan dan pendapatan, serta mengalami kekerasan berbasis gender dalam rumah tangga. Sedangkan laki-laki yang mengalami permasalahan tersebut hanya 48 persen.


Ronny selaku Psikiater Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito ini menambahkan bahwa perempuan cenderung sering memikirkan suatu permasalahan secara berlebihan daripada laki-laki. Hal ini dapat memicu stres akibat penumpukan suatu permasalahan yang terjadi hingga menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami stres di tengah pandemi.


Penulis : Annisya Asri

14 views0 comments

Commentaires


bottom of page