Sumber Foto : IDNTimes
Sepakbola memang identik dengan permainan olahraga laki-laki. Olahraga ini membutuhkan kekuatan dan kecepatan yang biasanya memang ada dalam diri laki-laki. Walaupun perempuan belum diperhitungkan untuk menjadi pemain karena kurangnya stamina, tetapi saat ini kaum hawa mulai dilirik untuk menjadi pengadil sepakbola atau yang biasa disebut wasit.
Menjadi seorang wasit tentu tidak mudah, karena sebagai seorang wasit yang mengerti betul bagaimana suatu permainan berjalan. Mereka yang memberi keputusan dan juga peringatan kepada pemain apabila terjadi kesalahan. Wasit haruslah tegas dan berani dalam menyikapi pemain yang biasa terkenal keras ketika jalannya pertandingan.
Tugas-tugas inilah yang menjadikan perempuan dinilai kurang layak, karena pembawaannya yang dirasa kurang memiliki wibawa. Stereotipe tentang perempuan yang jarang mengerti alur permainan sepakbola menjadi bagian yang sulit terlepaskan. Tetapi, hal ini terpatahkan melalui performa Stephanie Frappart yang menjadi wasit perempuan pertama dalam pertadingan Ligue 1 di Eropa.
Frappart menorehkan banyak pujian atas kinerjanya, salah satunya dari Robberto Rossetti Ketua komisi wasit UEFA. “Dia sangat bagus dan memiliki fisik luar biasa yang ditunjukkan di Piala dunia perempuan. Tak kalah dengan kaum laki-laki, dia rajin berlari dan mentalnya sangat kuat. Saya yakin ia akan memberikan inspirasi kepada wasit wanita di seluruh dunia,” ujarnya dilansir dari libero.id.
Selain Frappart, masih banyak lagi wasit perempuan yang mempunyai kiprah yang sangat baik. Baru-baru ini Indonesia mempunyai wasit perempuan pertama yang berhasil meraih lisensi dari FIFA. Deliana Fatmawati mencatatkan dirinya sebagai wasit perempuan Indonesia satu-satunya yang mendapatkan lisensi tersebut. Dilansir dari Indosport, perjuangan Deliana dalam meraih lisensi ini tidak mudah karena ia harus bersaing dengan laki-laki dalam memperebutkan lisensi wasit FIFA tersebut. Tidak ada perbedaan khusus yang ia dapatkan ketika mengikuti serangkaian tes yang diadakan.
“Secara general tidak ada perbedaan laki-laki atau perempuan kita sama levelnya, visi misi wasit sama, peraturaannya sama. Yang membedakan hanya pandangan dan keputusan sulit, tetapi basic awalnya sama dan hukumnya pasti,” jelasnya.
Menjadi seorang wasit perempuan tentunya bukan perkara mudah, karena aturan dan kebijakan yang sangat ketat. Tetapi, para perempuan mampu membuktikan kapasitasnya dalam bersaing bersama para laki-laki dengan aturan yang sama.
Penulis : Malwa Hazwani
Editor : Annisya Asri
Comments