Sumber foto : Beautynesia.id
Kabar baik bagi kaum perempuan, Skotlandia menjadi negara pertama di dunia yang gratiskan alat bantu menstruasi (pembalut) bagi kaum perempuan yang membutuhkan. Di seluruh fasilitas publik, pembalut akan disediakan bagi mereka yang membutuhkan. Hal ini menjadi kemenangan untuk gerakan global mendorong keterjangkauan produk pembalut.
Undang-undang mengenai produk menstruasi gratis bagi perempuan telah melewati satu dari tiga tahap di Parlemen Skotlandia pada Selasa (25/11) lalu, dengan 112 setuju, 0 suara penolakan dan satu suara abstain.
Baca juga : Polemik Penempatan Transpuan dalam Sel Tahanan
Penggagas kampanye tentang UU Penggratisan Produk Menstruasi Perempuan pun juga berasal dari kaum perempuan, yakni Monica Lennon, anggota dari Parlemen Skotlandia ini telah memimpin kampanye selama bertahun-tahun. RUU ini telah diusulkan sejak tahun 2017. Kampanye yang telah digagas melalui sosial media Twitter oleh Monica Lennon dibanjiri pujian khususnya dari kaum perempuan di dunia.
“Ini adalah kemenangan luar biasa bagi semua orang yang telah berpartisipasi dalam kampanye untuk akses gratis produk-produk menstruasi,” ujar Lennon dilansir dari Daily Record setelah pemungutan suara.
Ketika permasalahan menstruasi masih menjadi hal yang tabu untuk dibahas di depan umum, debat dua jam mengenai RUU di Parlemen Skotlandia dinilai sangat luar biasa. Bahasan ini seputar ‘mengapa kertas toilet dan tempat sampah untuk produk menstruasi diperlukan di toilet tetapi malah produk menstruasi itu sendiri tidak ada’ hingga ‘bagaimana memastikan bahwa kaum perempuan yang mengalami endometriosis dan pendarahan berat mendapatkan akses ke produk yang mereka butuhkan.’
Anggota Parlemen Neil Findlay mencatat bahwa RUU itu telah meruntuhkan stigma bahwa membahas masalah menstruasi di depan umum adalah hal yang menjijikan. “RUU ini telah memungkinkan orang untuk berbicara tentang masalah menstruasi tanpa rasa malu atau stigma,” ujarnya.
Menurut hitung-hitungan Parlemen Skotlandia, kurang lebih dibutuhkan anggaran 8,7 juta Poundsterling per tahun untuk menggratiskan pembalut. Namun, angka itu berpotensi berubah seiring dengan bertambahnya populasi perempuan yang membutuhkan pembalut.
Menurut survei Plan International UK di tahun 2017, 1 dari 10 perempuan di Inggris (termasuk Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara) kesulitan mendapatkan produk pembalut. Harga yang mahal menjadi masalah utama. Selain itu, survei yang sama mengatakan bahwa perempuan usia 14-21 cenderung malu mencari bantuan ketika mereka datang bulan.
Sebelum kebijakan pembalut gratis bagi seluruh masyarakat diberlakukan, Skotlandia sudah memulai untuk menggratiskan pembalut bagi para pelajar sekolah dan universitas. Hal itu disahkan pada tahun 2018 dengan nilai anggaran kurang lebih 5,2 juta Poundsterling. Program ini merupakan hasil dari survei terhadap 2.000 siswa di Skotlandia yang menyatakan 1 dari 4 responden kesulitan mendapatkan produk sanitasi. Pada tahun ini kebijakan diperluas ke publik.
Negara yang diprediksi akan mengikuti jejak yang sama adalah Selandia Baru. Kebijakan pembalut gratis telah mereka berlakukan untuk lingkungan sekolah per tahun ini.
Penulis : Annisya Asri
Editor : Hammam Izzuddin
Bình luận