sumber : guinness world record
Mendaki menjadi hal yang menyenangkan bagi beberapa orang. Olahraga sembari disajikan dengan pemandangan yang luar biasa ini menjadi salah satu cara untuk menghilangkan penat. Viridiana Alvarez Chavez, menjadi salah satu perempuan yang memiliki kecintaan yang mendalam dalam mendaki gunung.
Perempuan yang berasal dari Mexico ini berhasil memecahkan guinnes world record for the fastest ascent of the top three highest mountain with supplementary oxygen for female. Ia berhasil mendaki tiga gunung tertinggi selama 364 hari. Viridiana berhasil mengalahkan rekor Go Mi Sun, pendaki asal Korea Selatan yang mendaki tiga gunung selama 2 tahun 2 hari.
Ia mencintai olahraga sejak tahun 2011, ia memulai perjalanan olahraganya dengan racing, half marathon, ful marathon, dan half ironman. Setelah menyelesaikan pertandingan Half ironman-nya dia langung berfokus kepada pendakian. Chavez mendaki Pico de Orizaba, sebagai pendakian pertamanya.
Baca juga : Tips Mendaki Gunung Bagi Perempuan
Perempuan yang memulai pendakian di usia 28 tahun ini merasakan sesuatu yang membahagiakan ketika memulai perjalanan. Ketika berada di gunung ia merasa detak jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. “Gunung adalah tempat dimana saya bisa menantang diri saya lebih banyak lagi dan mengetahui diri saya lebih baik lagi,” ujarnya saat diwawancara oleh CNN Travel.
Setelah pendakian pertamanya di gunung tertinggi Mexico itu, Chavez tidak ingin menyianyiakan waktunya untuk mendaki gunung lainnya. Aconcagua menjadi gunung yang ia daki setelahnya. Ia tersadar bahwa saat itu mendaki adalah seluruh dunianya saat ini.
Chavez memberanikan diri untuk mengatur setnya kepada pendakian. Setelah menjadi pekerja di perusahaan otomotif selama 10 tahun ia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan memberikan fokus penuh ke pendakian yang menghantarkannya kepada pemecahan rekor tersebut. “Aku berfikir ketika aku keluar dari pekerjaanku, ini hanya akan terjadi satu kali dalam kehidupanku. Tidak akan ada kesempatan kedua kalau aku tidak mulai sekarang,” ujarnya.
Dalam pendakiannya, setiap gunung mempunyai tantangannya sendiri. Ia menceritakan bahwa di Gunung Everest suhunya sangat dingin hingga mencapai -35 derajat. Ia harus menakklukan dinginnya malam everest selama 18 jam lamanya.
Selain itu saat melakukan pendakian, terdapat sedikit ketakutan ketika sesama pendaki ada yang terjatuh kebawah. “Di everest kamu bisa melihat banyak mayat di sepanjang jalan, tetapi ketika melihat secara langsung orang disampingmu meninggal perasaanku sudah tak dapat lagi diutarakan,” jelasnya.
Sebenarnya mendapatkan rekor bukan menjadi tujuan utamanya, tetapi dengan pernghargaan ini ia membuktikan bahwa apapun bisa diraih asalkan ada niat yang kuat. Viridiana sendiri masih ingin menyelasaikan tujuan-tujuan lainnya yang terhenti akibat pandemi. Sekarang ia melakukan berbagai latihan untuk dapat mendaki puncak gunung tertinggi di dunia. “We can dream as high as we want, and if we’re believe it, we will be able to make it,” ujarnya menutup wawancara dengan SI.com.
Penulis : Malwa Hazwani
Editor : Fatika Febrianti
Comments