top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Dialog Puan: Seksisme dalam Bidang Olahraga dan Bagaimana Menanggapinya?


Sumber Foto : Antarafoto


Seksisme merupakan prasangka yang berdasar pada seks atau gender. Namun seringkali seksisme ditujukan pada perempuan, sehingga yang dimaksud disini bahwa adanya penilaian negatif terhadap kaum perempuan. Hal ini dikarenakan realitas historis yang menunjukkan perempuan berada pada posisi yang didominasi, dieksploitasi dan ditindas. Ungkapan ‘seksis’ dan ‘misoginis’ (kebencian terhadap perempuan) banyak dialami oleh perempuan, termasuk di dunia olahraga.


Dilansir dari BBC.com dalam surveinya menyebutkan bahwa 65 persen dari responden tengah menghadapi seksisme dalam olahraga, tetapi hanya 10 persen dari jumlah tersebut yang melapor. Hasil survei ini bertambah buruk jika dibandingkan dengan survei 5 tahun lalu pada tahun 2015, dengan 41 persen menghadapi seksisme, dan hanya 7 persen yang melapor.



Para atlet mengatakan bahwa mereka tidak tahu harus melapor kepada siapa, dan kebanyakan pelatih mereka juga berasal dari laki-laki yang tidak mengerti atau bahkan tidak menanggapi secara serius. Para atlet perempuan berpikir bahwa dengan melapor pun tidak akan menimbulkan perubahan yang signifikan. Mereka merasa jika kesempatan untuk terpilih dalam sebuah lomba maupun event menjadi berkurang jika mereka speak up terhadap seksisme.


Berikut tanggapan dari pembaca Rekampuan terkait dengan seksisme dalam bidang olahraga.


Apa yang Anda Ketahui tentang Seksisme?


Fakhri Budiman, 21: “Suatu paham atau ideologi yang berkaitan dengan diskriminasi berdasarkan gender tertentu.”


Hasan Abdurahman, 20: “Suatu pandangan negatif terhadap gender, atau yang biasa disebut dengan diskriminasi gender.”


Hindun, 40: “Sikap tidak adil terhadap jenis kelamin tertentu.”


Eujjin Crab, 21: “Mengesampingkan peran penting perempuan dalam tata kehidupan, dan perempuan berada pada posisi inferior.”


Apa yang Anda Ketahui tentang Seksisme dalam Bidang Olahraga?


Annisa Aulia, 20: “Pakaian atletnya seksi-seksi, sampai ada pemberitaan kalo atletnya disponsori oleh sebuah merek pakaian dalam perempuan.”


Fakhri Budiman, 21: “Perilaku seksisme dalam bidang olahraga perlu dihilangkan terutama pada perempuan.”


Kuntoyibah, 45: “Antara laki laki dan perempuan memiliki standar yang tidak sama.”


Bagaimana Pandangan Anda mengenai Seksisme dalam Bidang Olahraga?


Hasan Abdurahman, 20: “Seksisme menjadi hal yang cukup serius, tidak hanya dalam bidang olahraga saja bahkan. Karena diskriminasi gender ini secara tidak langsung membatasi kaum perempuan yang ingin bergelut dalam dunia olahraga.”


Hindun, 40: “Seksisme di dunia olahraga sudah sangat minim. Kedudukan atlet perempuan dan laki-laki sama.”


Ahmad Taufik, 48: “Sebaiknya ada modifikasi pakaian sehingga tidak menimbulkan lekukan tubuh yang menggambarkan bagian sensitif.”


Kuntoyibah, 40: “Persamaan hak tetap harus memperhatikan kodrat, beberapa hal memang harus berbeda tapi bukan diskriminasi lho ya!”


Menurut anda apa dampak dari seksisme tersebut?

Hasan Abdurahman, 20: “Mengakibatkan adanya rasa ketidakpercayaan pada diri individu dan terbatasnya kebebasan hak yang individu inginkan karena presepsi negatif dari orang lain.”


Tuti Khusniati, 39: “Seksisme akan berpengaruh terhadap prestasi atlet perempuan jika ada oknum yang mempermasalahkan.”


Eujjin Crab, 21: “Kasihan yang tertindas sih, pasti kesehatan mentalnya terganggu.”


Setelah melihat tanggapan-tanggapan diatas, kita percaya bahwa perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk menikmati dan melakukan aktivitas olahraga dengan memerangi seksisme dalam bidang olahraga di segala tingkatan mulai dari amatir hingga professional. Hal ini termasuk diskriminasi dan kekerasan seksual sehingga tidak adanya kedudukan yang sama pada laki-laki dan perempuan dalam dunia olahraga.


Penulis : Giga Baskoro

Editor : Annisya Asri

9 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page