top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Lelah Mengikuti Standar Kecantikan, Kupilih Jadi Diri Sendiri


sumber foto : theladders.com


Setiap orang pasti selalu merasa ingin menjadi sempurna, tanpa menyadari kalau manusia itu tidak ada yang sempurna. Apalagi mengenai fisik. Siapa yang tidak kesal ketika dibandingkan dengan orang lain? Diminta untuk memenuhi standar kecantikan oleh orang lain.


Hingga akhirnya aku merasa insecure setiap kali memikirkan ucapan mereka untuk menjadi seseorang yang mereka inginkan. Apakah aku benar-benar membuat mereka malu? Apakah aku tidak pantas untuk diterima?


Aku perempuan usia 20 tahun dan saat ini menjadi karyawan di salah satu industri di Karawang, Jawa Barat. Sebagai perempuan, aku selalu keluar menggunakan make up untuk sekedar terlihat bagus di depan orang. Bedak dan lipcream sudah cukup untuk menutupi bareface-ku dan muka menjadi tampak lebih segar. Hingga akhirnya ada yang bilang kepadaku,


“Kok bedak mu tebel banget, sih?”


“Kaya dia dong, cantiknya natural,”


“Jangan malu-maluin ah,”


Ucapan-ucapan itu yang mungkin bagi mereka hanya candaan semata. Tapi cukup menyakitkan jika aku ungkit kembali. Make up yang selalu ku kenakan, menjadi luntur bersama dengan kepercayaan diriku setiap kali bertemu orang lain.



Jujur saja, aku juga merasa insecure dengan bentuk tubuhku. Aku sadar, aku memiliki tubuh dengan berat badan yang melebihi idealku. Melihat instagram yang dipenuhi oleh selebgram dengan body goals-nya, didukung rupa nya yang good looking membuatku merasa seperti remah rengginang yang tidak ada apa-apanya dibanding dengan mereka.


But, it’s okay.


Untuk saat ini, aku sudah tidak lagi memikirkan hal-hal itu. Dukungan datang dari orang-orang yang menyayangiku. Mereka yang mau menerima diriku apa adanya dan selalu membantuku untuk mengurangi rasa insecure. Mereka juga yang menjadi salah satu alasanku untuk mulai belajar menjadi diri sendiri.


Aku sudah masa bodo dengan perkataan mereka. Ini adalah aku, bukan dia, bukan orang yang selalu sempurna di matamu. Aku hanya ingin menjalani kehidupanku sesuai dengan kemauanku. Bukan atas dasar keinginan orang lain. Menuruti keinginan mereka pasti tidak akan ada habisnya.



Menjadi diri sendiri adalah pilihan yang tepat. Adanya ‘orang sempurna’ itu cukup aku jadikan motivasi untuk merawat diri ini. Merawat tubuh ini tanpa mengubah bentuk tubuh merupakan salah satu caraku untuk selalu bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan. Ini adalah aku, hanya aku yang bisa menentukan pilihan atas diriku sendiri.


Tulisan ini berdasarkan pengalaman yang dibagikan oleh salah satu sahabat rekampuan, SNA. Nama disamarkan atas keinginan penyintas.


Penulis : SNA, Fatika Febrianti

Editor : Hammam Izzuddin

20 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page