top of page
Search
Writer's pictureRedaksi Rekampuan

Merasakan Tekanan Sexual Harrasment di Sosial Media

Updated: Nov 26, 2020


Sumber Foto : Telanganatoday


Menggunakan sosial media menjadi kegiatanku yang tak akan terlepas di setiap harinya. Mengecek postingan Instagram, cuitan di Twitter, pesan yang masuk ke Whatsapp dan Line menjadi hal yang tak bisa untuk dilewatkan. Tetapi pada hari itu, di pagi hari ada sebuah pesan mendadak masuk ke dalam kotak pesanku.


Bingung rasanya ketika menerima pesan itu, nama yang asing dan wajah yang tidak familiar membuat aku bertanya, darimana dia mendapatkan nomorku yang sudah jelas aku atur dalam mode private. Ketika kubaca isi pesannya cukup singkat “hey aku Aan (nama disamarkan), kamu cantik boleh kenalan tidak?” Seketika aku bingung, ku ingat-ingat lagi apakah aku punya teman bernama Aan. Kupaksa mengingat tetapi tidak ada figure yang dapat aku bayangkan, dengan terpaksa aku membalas pesan tersebut, dengan sopan kutanya “siapa ya?” Menit setelahnya dia membalas, katanya hanya ingin berkenalan saja.


Aku abaikan pesan yang masuk, karena yasudah toh dia tidak ada keperluan, tapi selama satu bulan lebih dia terus-terusan mengirim pesan yang sama dan mulai mengikuti akun sosial media lainnya. Risih sekali, lantas aku beranikan diri untuk bersuara bahwa aku tidak nyaman dan hal itu cukup menggangguku. Setelah setahun, dia masih mengirimkan pesan, kali ini lebih berani. “Kenapa tidak mau kenalan, cantik?” Di saat itu juga aku putuskan bahwa ini adalah salah satu bentuk pelecehan seksual dan aku memblokir kontaknya. Hingga saat ini dia tak pernah muncul di kotak pesanku lagi.



Beda cerita dengan temanku, Sekar Ayu yang seusia denganku. Di dalam kasusnya, tiba-tiba namanya muncul di aplikasi berkencan online. Foto dan identitasnya diperlihatkan sebagaimana adanya. Paniklah dia ketika mendengar kabar tersebut, ketakutan ketika nantinya ada informasi yang disalahgunakan. Sebagai korban dia mengambil langkah dengan bantuan temannya termasuk aku, untuk melacak dan meminta secara baik-baik untuk menghapus akun tersebut. Penyebaran informasi tentang pribadi seseorang yang terlalu mendalam dapat dikategorikan menjadi pelecehan seksual, sehingga aku dan temanku sekarang lebih berhati-hati dalam memberikan informasi kepada orang yang ada di sekeliling kami.


Sama halnya dengan cerita temanku lainnya, secara tiba-tiba profil diri dan foto yang dia sebarkan di sosial media menjadi bahan obralan di media Twitter. “Tiba-tiba fotoku terpajang di tempat jualan perempuan untuk perdagangan seksual. Pokoknya fotoku di sebar akun BO gitu padahal aku gak pernah sama sekali ikut-ikutan hal yang seperti itu. Apalagi komennya disitu mengerikan banget,” ujar Karaninda Siregar mahasiswa yang menjalani program double degree itu.


Saat Ninda bercerita, ia mengatakan bahwa yang membuatnya sedih dan sakit hati adalah komentar-komentarnya. “ih seksi banget,” “badannya oke juga nih,” “wah cocok banget berapa nih berapa.” “Komentar ini yang membuat aku sedih dan bingung karena harga diri aku seperti hilang dan sebagai wanita rasanya liat seperti itu ya pasti down lah,” katanya. Tetapi tidak ada yang bisa dilakukan selain meminta secara baik-baik untuk menghapus postingan itu. Untungnya, pemilik akun bersedia untuk menghapus data tersebut dan meminta maaf.


Ketika aku mengetahui bahwa bukan hanya aku yang mengalami keadaan dimana perempuan dilecehkan secara verbal di media sosial, rasanya miris sekali. Seperti tidak ada keamanan bagi kami baik di dunia nyata ataupun di dunia maya. Semua seolah terasa sama saja, kami bisa digoda dan diperlakukan secara tidak adil oleh laki-laki dimana saja. Untuk saat ini, aku dan teman-teman hanya bisa diam dan mengabaikan kejadian ini dan berharap tidak akan pernah terulang di kemudian hari. Tapi kami berharap bahwa di masa yang akan datang, tak ada lagi perempuan yang merasakan hal yang sama dengan apa yang kami rasakan sekarang.


Tulisan ini merupakan cerita kiriman kontributor tentang pengalaman seputar ketidakadilan berbasis gender, kekerasan seksual, hingga kekerasan dalam hubungan.


Kontributor : Malwa Hazwani

Editor : Annisya Asri

38 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


bottom of page